Rabu, 30 Juni 2010

Lentera Kehidupan Orang Karo dalam Berbudaya

Buku berjudul “Lentera Kehidupan Orang Karo dalam Berbudaya” oleh Drs.Sarjani Traigan, MSP ini berisi segala aspek kehidupan orang Karo ,seperti modernisme dan perubahan sosial orang Karo,yang merupakan dampak dari penjajahan Belanda dan Jepang ,disamping tumbuhnya imperialisme.

Masyarakat Karo yang tadinya terisolasi mulai membuka mata dan terbuka terhadap dunia luar.Hal ini membawa dampak besar,yang nampak pada perubahan sosial dan ekonominya.

Karo yang dulu merupakan masyarakat murni tradisional,perekonomian dan budayanya masih bersifat agraris.Dan cenderung memenuhi sendiri kebutuhannya.Kontak dengan Belanda berangsur angsur menjanjikan perubahan.Dilihat dengan mulainya orang Karo mengenal dunia pendidikan,kesehatan hingga keagamaan.Ditambah saat masuknya Jepang,yang menanamkan rasa cinta Tanah Air yang tinggi dan disiplin kerja .

Karakteristik atau identitas dari sifat orang Karo memiliki ciri khas berbeda dengan etnis lain di Sumatera Utara. 4 identitas orang Karo , meliputi Merga, Bahasa, Kesenian dan Adat Istiadat.

Merga adalah identitas masyarakat Karo yang unik. Setiap orang Karo mempunyai merga, yaitu salah satu dari 5 merga (yang disebut dalam bahasa Karo Silima Merga), yaitu Ginting, Karo-karo, Perangin-angin, Sembiring dan Tarigan.

Bahasa dan aksara Karo nilai budaya yang tak ternilai harganya. Suku Karo memiliki aksara, berarti leluhur Karo dulunya sudah pandai baca-tulis alias tidak buta huruf.

Kesenian Karo tradisional terdiri dari gendang dan pakaian adat.Adat istiadat yang paling melekat dalam orang karo adalah adanya budaya runggu (musyawarah dan mufakat). Sifat Orang Karo sebagai ekspresi dari budayanya adalah mewariskan nilai budaya luhur yang ideal dan sangat menentukan perwatakan masyarakatnya.

Fisik orang karo pada awalnya terbilang pendek. Dewasa ini fisik Orang Karo semakin baik dan telah berubah tinggi badan antara 165-170 cm.

Sebelum mengenal pemerintahan modern, masyarakat Karo awalnya hanya mengenal sistem pemerintahan adat. Pemerintah adat adalah ‘pengulu’. Yakni seorang dari merga tertentu dan dua orang anggotanya yaitu anak beru dan senina, yang merupakan tiga sejalan menjadi satu badan pemerintahan, kuasanya adalah sebagai pemerintahan kaum keluarga.

Adapun dalam musyawarah adat, kerjasama dalam keluarga ada 3 kelompok yang berperan, disebut rakut sitelu . Yaitu kelengkapan musyawarah dari 3 pihak yaitu anak beru, senina dan kalimbubu, senina.

Dahulu sebelum mengenal Tuhan,orang Karo memiliki kepercayaan tradisional terhada roh nenek moyang ,benda keramat dan begu.Namuh sekarang hal itu hanya tinggal dianggap mitos.

Orang Karo juga memiliki obat-obatan yang umumnya diracik secara tradisional dari tumbuhan-tumbuhan tertentu.Obat ini berkhasiat dan menyembuhkan secara alami.

Tari-tarian orang Karo disebut “landek”.Dan umumnya disajikan dalam acara yang berhubungan dengan adat,religi atau sebagai hiburan semata.

Selain obar obatan,orang Karo mempunyai kesusatraan yang menarik.Pada umumnya dalam bentuk lisan (turi-turin) seperti legenda,dongeng,pantun dan lainnya.

Secara keseluruhan.budaya Karo sangat beragam dan menarik untuk dilihat lebih dekat lagi.Hanya sayang,saat ini usaha pelestarian budaya Karo masih sangat jarang dilakukan.

Kita dapat mulai melakukannya dengan hal hal positif seperti membentuk organisasi yang bertujuan melestarikan sekaligus mengembangkan budaya Karo untuk menjadi lebih baik lagi.Salah satu contohnya adalah Balai Adat Budaya Karo yang baru-baru ini didirikan.

Anda dapat memesan buku ini , melalui :

HP : 0811636916 atau 08887887842

E-Mail : balaiadatkaro@gmail.com

Atau melalui Facebook : Sarjani Tarigan

Harga Buku + Ongkos Kirim : Rp 60.000,00

-Anda juga dapat menemukn buku ini di Gramedia BookStore-

Terima kasih,apabila Anda sudah turut untuk melestarikan budaya Karo …

(artanininai_tarigan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar